PBSID FKIP UMS

Rabu, 20 Juni 2012

Prakiraan dan Perkiraan


                                                      Oleh: Laili Etika Rahmawati, S.Pd., M.P:d.
           Kata ‘prakiraan’ dan ‘perkiraan’ merupakan dua kata yang sering kita dengar dan kita tuturkan dalam tindak bahasa sehari-hari. Kedua kata tersebut merupakan dua kata yang serupa tapi tak sama. Prakiraan berasal dari kata prakira yang bermakna melakukan peramalan tentang suatu peristiwa berdasarkan hasil perhitungan rasional atau ketepatan analisis data, misalnya cuaca. Prakiraan bermakna (1) yang diprakirakan; (2) hasil memprakirakan; (3) perhitungan sebelumnya. Pemrakiraan adalah proses, cara, perbuatan memprakirakan.
            Secara morfologis atau analisis morfemnya, kata prakiraan dibentuk dari kata dasar prakira dan sufiks atau akhiran –an. Kemudian, kata prakira terdiri atas dua morfem, yaitu morfem pra- dan morfem kira. Bentuk pra- sebagai morfem terikat atau sufiks mempunyai makna yang bervariasi. Hal ini sesuai dengan sifat makna gramatikal, yaitu memiliki makna yang sangat bervariasi. Variasi makna yang ada disesuaikan dengan konteksnya, misalnya:
1.      Pra- bermakna sebelum pada kata prasejarah
2.      Pra- bermakna dilakukan sebelum peristiwa terjadi pada kata prasangka
3.      Pra- bermakna persiapan pada kata prasekolah
Kata kira mengandung unsur makna (1) pendapat yang hanya berdasarkan dugaan atau perasaan, bukan berdasarkan bukti nyata; (2) sangka; (3) hitung; (4) taksir. Kata kira dapat dimodifikasi menjadi kata ‘kira-kira’ yang bermakna lebih kurang (misal: Kira-kira 50 orang anak sekolah ikut berlatih kegiatan Palang Merah Remaja); agaknya, barangkali, mungkin (hampir pasti) (misal: Kira-kira ia tidak akan berani melawan saya); dugaan, sangka-sangka, agak-agak (misal: jangan kira-kira saja, katakan setepat-tepatnya); hitungan, taksiran, atau rancangan (misal: Menurut kira-kira, dia akan beruntung Rp100.000,00); timbang-timbang, pikir-pikir dulu (misal: Kalau bicara kira-kira agar tidak menyakiti hati orang lain)
Kata ‘mengira’ bermakna membuat kira-kira, menyangka, menduga (misal: Mereka mengira bahwa kereta api itu akan berhenti di stasiun yang lama); memperhitungkan, menaksir (misal: Hendaklah kita dapat mengira uang masuk dan uang keluar).  Kata ‘prakiraan’ bermakna yang diperkirakan, hasil mengira-ngira, pertimbangan, atau perhitungan.
Jadi, kata prakira tidak sama maknanya dengan kira-kira atau perkiraan yang memang berasal dari kata yang sama, yaitu kira. Dari kata prakira dapat dibentuk kata memprakirakan yang bermakna melakukan peramalan tentang suatu peristiwa berdasarkan hasil perhitungan rasional atau ketepatan analisis data, berbeda dengan kata perkiraan yang bermakna menduga-duga atau kira-kira.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa penggunaan kata prakiraan pada frasa prakiraan cuaca bukan hasil kira-kira atau menduga-duga dan juga bukan ramalan tentang keadaan cuaca tetapi keadaan cuaca yang diprakirakan diharapkan sesuai dengan hasil perhitungan sebelumnya.  Solopos, Kamis, 21 Juni 2012  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar